perebutan antara emak dan senja
Aku, emak,
dan senja
Pernakah kau
meminta senja pada ibu yang tengah menyusuimu ?,lantas ia terhuyung huyung
menggembol keinginanmu dan mengisak pada tuhan. Bapakmu yang setengah membawa
botol menampar kesialan kami, hidup kami begitu sempurna bila di tengok dalam
sedikit aspek.
Ibu sedang
berwasiat: “ingat nak, meski bulat dan perputar, kita takkan pernah
merasakannya karena kelabuh besar, jadi merunduklah agar kau tak mabuk darat”.
Dia tertegun pasrah Karena senja tak pernah membiarkanku runduk.
Ia terlalu
indah mak,
Esoknya aku
berpamitan untuk mengejar senja, bapak menggulung masa bersama dan mengguyurnya
dengan ciu. “lebih baik mabuk kenangn dari pada menangisimu nak”.
Ibu tetap
menjadi badai, menghancurkan hati yang berkembang hendak melayar. Ibu menjadi
ombak, dan aku berenang di sela selanya, kembali ku rasakan hangat di susui.
Aku di
biarkan pergi, setelah ku berjanji akan membangunkan rumah kecil dengan senja
senja kecil agar bisa selalu di timangnya kembali.
Komentar
Posting Komentar