lelah

 apa yang harus saya lakukan ?

"hanya ikan mati dan sampah yang hanyut mengikuti arus" (Cak Nun, Budayawan)

terhitung dari 1 febuari aku telah memasuki dunia lamaku kembali, berkecimpung dengan kertas dan bangku sekolah, namun dalam status yang berbeda, mungkin status yang lebih menarik. hanya saja dalam lingkungan yang sama dan sedikit lebih payah, aku tidak mau menghakimi terlalu jauh, karena sesungguhnya semua orang mempunyai aib sendiri - sendiri, hanya saja Tuhan welas kasih menyamarkannya bagi mereka yang tak terlalu akrab.

dari tempat baru ini aku lebih banyak belajar tentang "bagaimana kita pandai memanipulasi dari pada ke arah bagaimana kita harus memberi kontribusi".  banyak hal yang sedikit mendorong dadaku lebih dalam menyesak, dari perilaku yang saya lihat sampai perilaku yang saya alami, saya masih bisa mengontrolnya untuk tidak terlalu frontal, namun suatu hari pasti akan terjadi dengan kekuatan yang cukup tentunya, dan tentunya dengan niat yang tulus.

saya juga berpikir, sebuah instansi tidak akan melangkah ke depan, dan hanya akan stagnan bahkan harus meluncur kebelakang jika sumber daya manusia di dalamnya hanya insan pencari nasi bukan manusia - manusia pemberi solusi. saya tidak bicar soal perubahan besar besar terhadap mental atau biasa di sebut revolusi, setidaknya karena aku belum pernah memandang orang yang bisa melakukanya.

jika kau sebut kami ini mengabdi, kamu salah besar, kami lebih malas dari apa yang kamu tau. jika orang pabrik mendapatkan upah setelah dia menyelesaikan beberapa produk, atau seorang sales yang mendapatkan bonus setelah berhasil menjual sebuah produk. di tempat kami, hanya data yang kadang fiktif sampai daftar hadir fiktif sudah cukup mendatangkan keuntungan, mengabdi adalah kasta tertinggi dari sebuah pekerjaan, namun karena itu, membuat istilah ini gampang sekali di aku - akui lewat pemberitaan yang masif. jika kita telisik, di bawah derajat mengabdi, masih ada posisi profesional yang harus di kuasai, bagaimana mungkin seorang yang tak profesional di gadang  - gadang sebagai seorang pengabdi

arus ini begitu kencang

biar badan hancur melawan

namun pemikiran tidak berenang

Dia terbang !

dan menjelma menjadi awan

guyuranya mengutuhkan

untuk melawan !

Komentar